Peran Coach Di Sekolah
Pendahuluan
Kepala Sekolah yang ideal adalah Kepala Sekolah yang dapat mendorong warga sekolah untuk selalu mengembangkan kompetensi diri dan senantiasa memiliki growth mindset, serta keberpihakan pada murid dan mampu mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Dalam hal ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Pendekatan dengan paradigma berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah. Salah satu pendekatan yang memberdayakan adalah coaching sebagaimana Whitmore (2003) ungkapkan bahwa coaching adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya.
Salah satu pendekatan yang dapat mengubah paradigma berpikir yang memberdayakan adalah dengan keterampilan coaching dalam rangka pengembangan diri dan rekan sejawat.
Peran Coach di Sekolah
Sebagai seorang guru, kadang saya berperan juga menjadi coach di sekolah. Peran saya sebagi Coach di sekolah memiliki 3 peran utama dalam melaksanakan kegiatan coaching, yaitu :
a. Berperan sebagai Guru
Ketika berhadapan dengan siswa, otomatis saya berperan sebagai guru. Ketika ada siswa yang memiliki masalah dan ingin melakukan kegiatan coaching, konsultasi dan mancari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi, saya selalu menyediakan waktu bagi siswa, kadang saya melakukannya ketika waktu istirahat tiba.
b. Berperan sebagai Teman bagi guru
Kadang ada teman guru yang memiliki masalah dalam pembelajaran, dan mengeluhkannya pada saya, sebagai seorang teman, saya ajak teman tersebut untuk melakukan dialog coaching untuk membantu mencari solusi atas permasalahan yang dihadapinya
c. Berperan sebagai Supervisor
Sebagai guru senior, disekolah saya sering di serahi tugas oleh kepala sekolah untuk melakukan supervisi pembelajaran kepada guru yang masih pemula, dalam supervisi tersebut, Saya coba untuk melakukan dengan pendekatan coaching dan ternyata berhasil.
Coaching Dan Pembelajaran Berdiferensiasi
Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, dan berorientasi pada hasil yang sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai“…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”
Pembelajaran berdiferensiasi sebagai sebuah model pembelajaran yang baru, tentu membutuhkan pemahaman bagi guru dalam menerapkannya. Dan memungkinkan membuat sebagian guru menjadi bingung dan butuh teman untuk membicarakannya dan mencari solusinya. Model pemecahan masalah dengan Coaching tentu akan dapat menjadi solusinya. Dimana memungkinkan antara guru yang sudah berpengalaman menggunakan model pembelajaran berdiferensiasi akan menjadi pendamping guru pemula dalam melaksanakan proses coaching.
Coaching Dan Pembelajaran Sosial dan Emosional
Pembelajaran Sosial dan Emosional berkaitan dengan pembelajaran secara Eksplisit aspek-aspek social dan emosional dalam pembelajaran yang di kembangkan oleh guru didalam kelas. Sebagai seorang guru, dalam melaksanakan kegiatan coaching, ketika terjadi proses coaching antara coach dan coachee adalah kerjasama dan tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah, juga tanggungjawab secara konsisten untuk melaksanakan solusi-solusi yang didapat untuk dilaksanakan. Disinilah peran Aspek social dan emosional diperlukan dalam proses coaching tersebut.
Coaching Dan Pemimpin Pembelajaran.
Kegiatan Coaching merupakan bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Guru Penggerak tentu harus mampu mendorong segenap Guru dan TU untuk dapat mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Salah satu tugas pemimpin pembelajaran adalah sebagai supervisor. Kegiatan Supervisi melalui pendekatan coaching adalah salah satu cara memberdayakan dan mengembangkan potensi guru dan tenaga kependidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar